Morfologi
Biji Pada Biji Manga (Mangifera
Indica L.), Biji Kacang Kedelai (Glycine Max), Biji Jagung (Zea
Mays), Dan Biji Kacang Tanah (Arachis Hypogeae).
Lia Damayanti
201610200311152
Progam Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang 2016
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang,
Jawa Timur, Indonesia
ABSTRAK
Spermatophyta
dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan letak bakal biji nya yaitu tumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Gymnospermae disebut juga tumbuhan berbiji terbuka, karena memiliki ciri utama
berupa bakal biji yang tumbuh pada permukaan megasporofil (daun buah) atau biji
tidak berada di dalam buah. Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon. Gymnospermae
tidak memiliki bunga yang sesungguhnya. Angiospermae biasanya berupa semak,
perdu, pohon, atau merambat di tanah. Tumbuhan ini berkembang biak secara
generatif dengan biji dan secara vegetatif baik alami maupun buatan. Secara
buatan misalnya dengan cara mencangkok, mengokulasi, menyetek, menyambung, atau
merunduk. Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas yaitu tumbuhan dikotil dan
tumbuhan monokotil. Pada Arachis hypogeae L. mempunyai bentuk biji bulat
lonjong atau oval,dan memiliki ukuran diameter 0,5 cm serta panjang biji 1 cm.
Biji jagung (Zea mays) mempunyai tekstur permukaan yang licin dan berwarna
kuning. Biji jagung memiliki bagian-bagian seperti pelindung biji (testa),
embrio, dan kotiledon. Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,
bergantung pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat
agak pipih. Bagian biji manga yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Embrio
yang berkembang sempurna akan memiliki bagian-bagian seperti epykotil (calon
pucuk), hypokotil (calon akar) dan plumula (calon daun). Kunci: Jagung, testa, plumula
Kata kunci :
Gymnospermae, Angiospermae,
PENDAHULUAN
Biji adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan
berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah,pada
angiospermae atau magnoliophyta) atau tidak (pada gymnospermae). Dari sudut
pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi
sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk
pertumbuhan. Dengan demikian biji telah memperlihatkan diri sebagai
perkembangan penting dalam reproduksi dan pemencaran spermatophyte (tumbuhan
berbunga atau tumbuhan berbiji ; Gr.sperma biji, phyton tumbuhan) dibandingkan
dengan tanaman yang lebih primitive seperti lumut hati dan pakis, yang tidak
memiliki biji dan menggunakan cara lain untuk menyebarkan diri. Ini tampak pada
kenyataan bahwa tumbuhan berbiji mendominasi relung-relung biologi sejak dari
padang rumput hingga ke hutan,baik di wilayah tropis maupun daerah beriklim
dingin.
Kata “biji” adalah pinjaman dari bahasa
Sangsekerta. Kata biji acap dipertukarkan penggunaanya dengan “benih” dan
“bibit”. Dalam istilah teknis pertanian dan kehutanan,”benih” adalah biji yang
dipersiapkan khusus untuk menhasilkan tanaman baru. Sedangkan “bibit” atau
biasa juga disebut “semai” adalah tanaman muda siap tanam hasil perkembangan
benih atau hasil perbanyakkan tanaman dengan cara yang lain (misalnya
cangkok,stek,okulasi dan lain-lain).
Semula biji duduk pada suatu tangkai yang
keluar darui papan biji atau tembuni (placenta).
Tangkai pendukung biji itu di sebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat melekat tali pusar dinamakan pusar
biji (hilus). Jika biji sudah masak
biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas
tali pusarnya umunya tampak jelas pada biji.
Pada biji adakalanya tali pusarnya ikut
tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut biji atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang merupakan
selubung biji yang sempurna, karena ada kalanya hanya menyelubungi sebagian
biji saja. salut biji ada yang:
1.
Berdaging atau berair, dan sering kali dapat di makan, misalnya pada Durian,
Biji rambutan, dan lain-lain.
2.
Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji Pala,
salut biji pada Pala dinamakan meis, yang
seperti biasanya digunakan sebagai bumbu masakan dan berbagai keperluan
lainnya.
Pada
biji umumnya dapat dibedakan bagian-bagian berikut:
·
Kulit
biji (spermodermis)
·
Tali
pusar (funiculus)
·
Inti
biji dan isi biji (nucleus seminis)
Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang
tidak berada dengan bakal biji, tetapi digunakan nama-nama yang berlainan untuk
bagian-bagian yang sama asalnya, misalnya: integumentum pada bakal biji, kalau
sudah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis).
Adapun tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui
morfologi biji pada tumbuhan berbiji.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan
Waktu
Praktikum mengenai struktur biji dan
penggolanggannya dilaksanakan pada hari Selasa, 18 April 2017, bertempat di
Laboratorium Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang
Bahan dan Alat
Adapun bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah cutter, kertas,dan atk. Adapun bahan
yang digunakan adalah biji manga (Mangifera indica L.), biji kacang kedelai
(Glycine max), biji jagung (Zea mays), dan biji kacang tanah (Arachis
hypogeae).
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam
seluruh alat dan bahan, mengamati dan menggambar biji tanaman, memotong secara
vertikal dan horizontal dari biji tanaman tersebut, mengamati dan menggambar
biji yang dipotong secara vertikal dan horizontal, mengidentifikasi
baian-bagian dari biji tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
·
Mangga (Mangifera indica)
Gambar diatas
adalah gambar biji manga (Mangifera indica L.) yang mempunyai bentuk
biji ginjal besar dan berukuran diameter 5 cm dan panjang biji 16 cm. Permukaan
bertesktur kasar dan berwarna kuning kecoklatan. Bagian bagian yang dimiliki
biji manga yaitu pelindung biji (testa), embrio, dan kotiledon. Termasuk ke
dalam perkecambahan hypogeal dan memiliki jenis biji dikotil.
Bagian biji
manga yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Embrio yang berkembang sempurna
akan memiliki bagian bagian seperti epykotil (calon pucuk), hypokotil (calon
akar) dan plumula (calon daun). Pada tanaman dikotil, jaringan penyimpan
cadangan makanan di sebut kotiledon. Terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit biji,
endosperm dan kadang-kadang bagian dari buah (Hademenos, 2007).
·
Kedelai (Glycine max)
Selanjutnya
merupakan biji kedelai (Glycine maxe) yang mempunyai bentuk biji bulat dan
berukuran diameter 0,9 cm dan panjang biji 0,5 cm. Tekstur permukaan halus dan
berwarna kuning. Biji kedelai memiliki bagian-bagian seperti pelindung biji
(testa), embrio, dan kotiledon. Termasuk ke dalam perkecambahan epigeal dan
memiliki jenis biji dikotil. Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna
yang beragam, bergantung pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat,
dan bulat agak pipih. Warnya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat,
hitam, dan sebagainya. Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya.
Ukuran biji ada yang berukuran kecil, sedang dan besar. Namun, di luar neheri,
misalnya di Amerika dan Jepang biji yang memiliki bobot 25g/100 biji
dikategorikan berukuran besar (Purwono,2011).
·
Jagung (Zea mays)
Biji jagung (Zea mays) mempunyai bentuk biji kipas dan berukuran diameter
0,5 cm dan panjang biji 0,5 cm. Tekstur permukaannya licin dan berwarna kuning.
Biji jagung memiliki bagian-bagian seperti pelindung biji (testa), embrio, dan
kotiledon. Termasuk kedalam perkecambahan hypogeal dan memiliki jenis biji
monokotil.
·
Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.)
Gambar yang
terakhir adalah gambar dari biji kacang tanah (Arachis hypogeae L.) yang
mempunyai bentuk biji bulat lonjong atau oval,dan memiliki ukuran diameter 0,5
cm serta panjang biji 1 cm. Tekstur permukaannya kasar dan berwarna coklat.
Bagian-bagian pada kacang tanah terdiri dari pelindung biji (testa), embrio,
kotiledon dan tali pusar. Jenis perbijiannya pada biji kacang tanah yaitu
dikotil dan memiliki perkecambahan epigeal. Arachis hypogaea merupakan tumbuhan
dycotylledoneae, dan memiliki ciri morfologi, daun veninervis dan palminervis
umumnya bentuk bangun daun bukan pita atau linearis, politakis tersebar,
berhadapan dan berkarang. Akar tunggang, batang tidak jelas nodus dan
internodus, bunga tertramer dan pantamer, dilihat dari bijindan sistem
perkecambahannya. Biji tersebut atas cotyledon sebagai pelindung embrio,
cadangan makanan dan fotosintesis. Hipokotil tumbuh membentuk caulis sehingga
cadangan makanan terangkat ke atas permukaan tanah. Sedangkan perkecambahan
umumnya tipe epigeal (Tjitrtosoepomo, 2007).
KESIMPULAN
Dari sudut
pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi
sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk
pertumbuhan. Bagi tumbuhan biji (spermathophyta) biji ini merupakan alat
perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru
(lembaga). Dengan dihasilkan biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan
dapat pula terpencar ketempat lain. Semula biji itu duduk pada suatu tangkai
pada papan biji ataui tembuni (placenta). Biji memiliki bagian – bagian yaitu:
kulit biji, tali pusar,dan inti biji atau isi biji. Serta pada masa
perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu perkecambahan diatas
tanah dan dibawah tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2002. Biologi Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Cholifah, sufi. 2003. Penelitian Tanaman Bijibijian.
Jakarta : Gramedia.
Hademenos, J.G., 2007. Anatomi Mangga. Jakarta: Erlangga.
Purwono. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta : Penerbit
Penebar Swadaya.
Sutarmi,siti dkk.
1983. Botani umum 1. Bandung: angkasa.
Tjitrtosoepomo,G.2007.Morfologi Tumbuhan (hlm. 218-253).
Jogjakarta : Gadja Mada Press.
Yudianto, Suroso Adi. 1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan.
Bandung : Penerbit Tarsito Bandung.
Yuniarsih. Yuyun, 1996. Kedelai Budidaya dan pascapanen.
Yogyakarta : Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar