Oleh : Lia Damayanti
Manusia adalah makhluk yang mendapat amanah dari Allah
Subhanahu wa ta’ala sebagai khalifah di muka bumi yang memiliki kewajiban untuk beribadah kepada-Nya.
Selain itu, sebagai khalifah manusia juga mempunyai kewajiban untuk mencegah
kemungkaran yang ada di muka bumi. Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah
Subhanahu wa ta’ala, maka sudah seharusnya manusia beribadah kepada Allah serta
menjauhi larangan dan mematuhi perinta-Nya.
Hijrah adalah meninggalkan segala
yang pernah dilakukan dan itu dilarang oleh Allah Subhanahu wa ta’ala serta
berjalan menuju jalan kebenaran yang
telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu
wa ta’ala dan yang telah dicontohkan Rosulullah shallallahu alaihi wasallam. Dalam
hal ini sudah dapat diketahui bahwa meninggalkan keburukan untuk menuju ke
jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah wajib. Jadi dapat disimpulkan bahwa
hijrah itu wajib, ketika hukum itu menjadi wajib maka tidak dapat ditawar lagi,
itu menjadi sebuah keharusan.
Manusia memang memiliki
kebebasan, ia bebas memilih jalan sesuai dengan yang ia inginkan. Ia juga bebas
memilih dalam kehidupannya. Manusia bebas memilih tuhan yang ia sembah, dan
menusia juga bebas memilih untuk tidak bertuhan. Namun, jika kita berpikir
rasional saat manusia memilih kebebasannya dengan seenak hatinya sendiri bukan
kah itu merupakan sebuah keegoisan? mengapa itu menjadi sebuah keegoisan?
karena kebebasan yang ia pilih terkadang melanggar hak-hak orang lain bahkan
melanggar hak Allah Subhanahu wa ta’ala. Bagaimana itu bisa melanggar hak Allah
Subhanahu wa ta’ala? hal Allah atas manusia adalah manusia beribadah kepada
Allah, sebagaimana kewajiban manusia selaku makhluk Allah. Ketika manusia itu
tidak beribadah kepada Allah dan bahkan tidak mengakui Allah Subhanahu wa ta’ala
bukankah itu telah merampas hak Allah?
Allah Subhanahu wa ta’ala adalah
tuhan yang Maha Adil, semua perbuatan yang telah dilakukan oleh manusia dan
semua makhluk Allah, Allah akan membalasnya dengan seadil-adilnya. Jika kita
berpikir logis, apabila setelah kehidupan di dunia itu tidak ada kehidupan lagi
seperti yang dikira orang-orang tak mengakui adanya tuhan, maka tidak akan
pernah ada keadilan. Bagaimana dengan orang-orang yang terbunuh karena
kejahatan sebuah rezim, orang-orang yang difitnah hingga ia wafat, orang-orang
yang teraniaya, tertindas? maka jika tidak ada kehidupan setelah kehidupan
dunia tidak akan pernah ada keadilan. Untuk itulah Allah Subhanahu wa ta’ala
menciptakan Surga dan Neraka, sebagai bentuk keadilan Allah untuk menghakimi
segala perbuatan manusia. Tentu tidak ada dari kita yang ingin merasakan
sakitnya siksa api neraka bukan? dan Demi Allah, semua orang yang tingal di
neraka itu adalah orang selalu berkata menyesal karena jauh dari jalan Allah
dulu saat di dunia.
Jadi, apakah kita akan tetap semena-mena
dengan piihan hidup? hingga kelak di akhirat menyesal? sudah jelas bukan, tidak
ada yang ingin masuk neraka, dan untuk dapat menggapai itu tiada jalan selain
menuju jalan yang di ridhoi Allah Subhanahu wa ta’ala. Lalu apakah masih
menjadikan hijrah sebagai sebuah pilihan? kebimbangan? sudah saatnya menjadikan
hijrah itu sebagai keharusan untuk menggapai ridho Allah Subhanahu wa ta’ala.
InsyaAllah dengan berhijrah ketenangan akan kita dapatkan karena kita akan
senantiasa dekat dengan Allah dan selalu mendapatkan petunjuk dari Allah untuk
selalu melangkah kejalan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar